Langsung ke konten utama

Di senja sore


Di senja sore
Angin seakan membelaiku dengan kelembutannya
Senja disore hari itu yang kian menambah teduhnya jiwa
Sayup sayup terdengar kicauan burung yang terbang kesana kemari
Deru ombak yang kencang menerjang karang yang sedang terperangkap di sela bebatuan

       Tak lama matahari di ufuk barat pun mulai tenggelam
       Bersamaan dengan langit yang mulai redup di telan malam
       Demi memecahkan kesunyian akupun mulai menyalakan api
       Hangat namun tetap terasa dingin dan sunyi sepi

Suasana di pantai itupun berganti
Seiring dengan datangnya bulan dan bintang yang menerangi malam kala itu
Tetapi aku tetap sendiri menyepi disini
Bersama deru ombak yang kian kencang menyapu pasir di sisi pantai
Yang memecah kesunyian malam            
                                                                                                                 
                         







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Segudang Tanya

Segudang Tanya Entah apa yang harus aku hapus Dia begitu melekat dalam ingatanku Padahal dia yang telah buat ku kecewa Dan membuat lara dalam lubuk hati ini Andai waktu bisa untuk aku putar Andai tak pernah ada pertemuan diantara kita Andai tak pernah ada kata cinta diantara kita Andai dan hanya andai Mengapa penyesalan selalu datang di akhir perjumpaan Mengapa bukan di awal saja Mengapa harus ada pertemuan kalau akhirnya ada perpisahan Mengapa dan mengapa Dan semua tanyaku menggantung di langit sana Tak pernah ada jawaban yang jelas Dan kepastian yang menegaskan Dan hanya berakhir dengan segudang tanya

Tak lekang oleh dimensi waktu

Tak lekang oleh Dimensi waktu Andai kau izinkan aku untuk bersamamu Dalam setiap waktu Tak peduli orang akan berkata apa Aku hanya ingin denganmu Apapun yang terjadi nanti Kita akan terus bersama Hingga dimensi waktu memisahkan kita berdua Adapun jalan yang harus kita lalui begitu berliku Dan benteng yang harus kita gapai begitu tinggi Tetaplah berusaha dan bertahan untuk kita Dengarkan kata ku yang begitu ingin tetap bersamamu Ini setiaku untukmu yang tak lekang oleh dimensi waktu

Hati kecilku bicara

Hati kecilku bicara “Cobalah tersenyum walau sakit yang kau rasa memanglah perih” Lalu dalam lamunan itu aku pun mencoba tersenyum Senyum yang menyiratkan luka,dalam balutan amarah yang tak terungkapkan Dan aku pun sadar betul bahwa saat ini aku sedang bersandiwara Bersandiwara agar diriku tetap terlihat tegar dan kuat Padahal yang sesungguhnya terjadi hatiku begitu rapuh s eperti kaca yang terjatuh dan hancur menjadi kepingan yang lebih kecil lagi yaitu serpihan saat itu kembali aku teringat akan dia iya dia yang telah lama mengisi relung hati ini dan selalu ada di setiap hari yang aku lalui dan secepat badai dia hilang begitu saja dari kehidupanku hanya karena prinsip kita yang tak sama dan saat itu dengan mudahnya ia memutuskan hubungan yang telah lama ini                                     dan tak berapa lama air mataku pun menetes Sudah ku bendung air mata ini sejak kekecewaan itu menghampiriku Semakin deras air mataku mengalir bersamaan dgn tur